Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Iklan

Sabtu, 08 November 2014, 14.29.00 WIB
Last Updated 2016-11-03T22:15:16Z
budaya

Mengenal Bahasa Pesisir Sibolga

Advertisement
Mengenal Bahasa Pesisir Sibolga
Mengenal Bahasa Pesisir Sibolga
Bahasa Pesisir adalah bahasa yang dipergunakan masyakat Tapanuli Tengah dan Sibolga sehari-hari sebagai bahasa lisan untuk menyampaikan maksud dan tujuan di rumah maupun di luar rumah dan dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa Pesisir telah menjadi bahasa pengantar yang tidak dapat dilupakan masyakat Sumando Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga khususnya, maupun Pantai Barat Sumatera pada umumnya, baik di kampung halaman maupun di perantauan.

Namun sangat disayangkan sekali bahwa tulisan masyarakat Suku Pesisir belum pernah ditemukan sampai saat ini karena masyarakat suku Pesisir mempergunakan tulisan Arab gundul yang tidak mempunyai anda-tanda atau baris atas dan bawah.Akan tetapi masyarakat beragama Islam yang melihat tulisan tersebut dapat mengerti karena memang telah mempelajarinya dalam pengajian.

Bahasa Sibolga ini sangat mirip dengan bahasa Minang, walau pun mirip tapi tidak sama alias ada perbedaan diantara keduanya. Bahasa Minang dialek pengucapannya lebih cepat sehingga sukar untuk diikuti, beda dengan bahasa Sibolga yang dialek pengucapannya lebih berirama, lebih khas dan unik, kalau bisa saya katakan, bahasa Sibolga adalah akulturasi dari bahasa Minang, Melayu, Mandailing dan Batak, tapi pengaruh yang dominan adalah Minang.

Perbedaan selanjutnya adalah dari arti bahasanya. Jika dalam bahasa Minang ibu itu adalah bundo/mandeh, sedangkan Sibolga, ibu adalah umak. Dalam bahasa Minang abang itu uda, dan kakak: uni, sedangkan dalam bahasa Sibolga, abang itu abang/ogek, dan kakak adalah uning. Dan perbedaan yang paling terasa adalah pengucapan, dalam bahasa Minang, akhiran i, u, akan diucap ia atau ua, contoh, guntiang (gunting), paniang (pening), bakumpua (kumpul), tamanuang (termenung), dsbnya. Sedangkan Sibolga tidak memakai akhiran seperti itu, contoh: gunting (gunting), paning (pening), bakumpu (berkumpul), tamanung (termenung), dsbnya. Orang minang lebih sering memanggil dirinya denai (saya) walau pun panggilan ambo juga termasuk bahasa Minang, tapi mereka lebih sering menggunakan kata denai. Untuk panggilan kamu/kau adalah wa'ang (untuk pri)a dan 'ang (untuk wanita). Sedangkan orang Sibolga memanggil dirinya: ambo (saya), dan panggilan kamu/kau adalah wa'ang (untuk pria) dan panggilan munak (untuk wanita). Itulah penjelasan singkat sebagian perbedaan keduanya, banyak lagi perbedaan lainnya tapi saya cukupkan saja dulu. Mohon maaf bagi warga Sibolga dan Minang bila apa yang saya jelaskan ini keliru.

Berikut dibawah ini saya kutip beberapa kalimat dalam bahasa Sibolga:
Ayah : Orang tua laki-laki (ayah kandung) 
Umak : Orang tua perempuan (ibu kandung) 
Pak Tuo : Abang kandung ayah (uak kandung) 
Mak Tuo : Kakak kandung ayah (uak kandung) 
Mak Tanga : Adik kandung ayah (bibi) 
Tuanadik : Abang kandung laki-laki tertua 
Ka'uti : Adik kandung laki-laki yang kedua 
Ogek : Adik kandung laki-laki yang ketiga 
Ta'ajo : Abang ipar laki-laki 
Ta'uti : Kakak ipar perempuan 
Cecek :Kakak perempuan tertua 
Uning : Kakak perempuan nomor dua 
Teta : Kakak perempuan nomor bungsu 
Angku : Kakek 
Uci : Nenek 
Mamak : Om (adik ibu yang laki-laki)
Ambo nandak pai kasikoah : Saya mau pergi ke sekolah 
Kecekkan-la daulu ka uning 'ang tu : Beritahukanlah terlebih dahulu kepada kakakmu 

" Barisuk ambo nandak pai ka Siboga mampasuoi adik ambo sekalian manjanguk pamili anak ruma ambo nang ala mandaului kito " Besok saya akan pergi ke Sibolga menjumpai adik saya dan sekaligus melayat famili istri saya yang telah berpulang mendahuli kita. 

Pabilo wa'ang pai ka Medan? : Kapan kau pergi ke Medan? 
Jangan munak lakeh tasundek : Jangan kau gampang merajuk 
Ambo hampokkan wa'ang beiko da?! : Aku hajar lah kau nanti ya?! 
Umak, nikah kanlah ambo ka anak gadih nan rancak tu? : Ibu, nikahkan lah aku kepada anak gadis yang cantik itu? 
Hangek bana hari ko yah? : Panas sekali hari ini?