Advertisement
Oleh : Syafriwal Marbun (Pengamat Budaya Pesisir Tapteng-Sibolga)
Siboga jolong basusuk
Banda digali anak rante
Jangan manyasa tolan bisuk
Kami sapeto dagang sanse
(terjemahan bebasnya kira-kira sebagai berikut :
Siboga baru direhab (basusuk = dibangun kembali)
Parit digali orang hukuman
Jangan menyesal kawan besok
Kami (ini) seperti perantau sengsara)
Pantun di atas sering dibuat untuk menjelaskan Sibolga masa dahulu, yang sayangnya sering pula di copy paste tanpa tahu maknanya. Untuk menjelaskan betapa dahulu Sibolga banyak dikelilingi air pancuran/mata air yang keluar dari dinding gunung dan air terjun/sungai kecil yang terjun dari atas gunung, bisa kita lihat dengan begitu banyaknya nama PANCURAN di Sibolga ini, Pancuran Garobak, Pancuran Karambi, Pancuran Dewa, dll. Begitu juga banyak nama daerah yang berawal dari air/aek, seperti Ayi Manih, Ayi Yabi dll.
Yang akan kita bahas kali ini adalah asal muasal kenapa Ayi Habi diberi nama seperti itu !
Ayi Habi yang berarti dalam bahasa Indonesia ‘Air Habis’ dahulu memiliki sumber mata air yang sangat jernih dan selalu mengeluarkan air tanpa pernah berhenti walau pun musim kemarau panjang.
Letak Ayi Yabi dahulu sebelum pengembangan kota sekitar tahun 1800 an ada di luar kota Sibolga sekarang (pinggir kota). Karena Sibolga telah dibangun banyak mata air hilang dan mulai sering sumber airnya hilang, bila hal ini terjadi maka banyaklah orang memburu sumber mata air yang ada di Ayi Habi ini.
Maka kalau orang-orang sekitar Sibolga memenuhi mata air tersebut berarti mata air di Sibolga telah habis atau telah mengecil. Maka seloroh orang-orang yang mau mandi dan membutuhkan air selalu ala habi ayi mamak mangkonyo kami kasiko. Dan sumber mata air tersebut dinamakan AYI HABI, yang entah bagai mana belakangan ini menjadi AEK HABIL yang kita tidak tahu apa artinya. Demikian, mohon maaf bila saya salah. Terimakasih sanak.