Advertisement
Oleh : Syafriwal Marbun (Pengamat Budaya Pesisir Tapteng-Sibolga)
Malamang Dihari Mamogang |
Menjelang bulan puasa, berbagai macam kegiatan akan kita lihat dilakukan oleh sebagian besar warga pesisir Tapian Nauli, dan yang paling mencolok adalah terbentangnya api unggun yang dipagari oleh bambu-bambu muda setinggi ±50 cm, hamper disetiap pekarangan penduduk. Itulah yang disebut lamang (lemang).
Sebuah penganan yang amat nikmat, dan biasanya penganan ini dibuat bersama tape pulut yang dibungkus daun keladi (talas), membuatnya sangat repot tapi hasilnya amat nikmat. Secara umum orang Pesisir tapanuli Tengah, membuat lemang dan tape saat menyongsong bulan puasa dan merayakan hari Raya Idul Fitri.
Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang turun temurun sejak dahulu kala. Hampir dapat dipastikan, selera orang Pesisir adalah yang paling konvensional di Tanah Air. Berapapun lamanya dan kemanapun mereka merantau, pasti tidak bisa melupakan lemang dan tape buatan ibunda tercinta. Meskipun diperantauan lidah sudah bisa menyesuaikan dengan rasa soto betawi, rendang padang, gado-gado bandung, gudeg jogja, nasi rawon bahakan berbagai macam fried chicken, hamburger, dan donat, namun dua penganan ini tetap akan dicari pada hari menjelang puasa dan hari raya.
Lemang dan tape kini bukan hanya milik selera anak pesisir, penganan ini juga telah bisa didapatkan di kota-kota besar di Tanah Air. Namun hampir dipastikan penjualnya adalah orang Minang (Sumatera Barat), yang mana selera dan kultur budayanya amat mirip dengan orang Pesisir Tapanuli Tengah. Lemang dan tape yang terbuat dari beras ketan putih itu rasanya memang enak dan manis. Lemang ini bila dibuat tepat pada saat musim buah durian sangat nikmat untuk dipadukan.
Tidak semua rumah tangga yang membuat lemang juga membuat tape. Ada kalanya hanya lemang saja, ada hanya tape dengan ketupat ketan (beda dengan ketupat lontong). Ada juga yang membuat lemang tape terus menerus untuk dijual di pasar.
Membikin lemang biasanya didahului dengan persiapan menyediakan beras ketan putih oleh kaum ibu. Mencari bambu oleh kaum laki-laki. Cara membuatnya, beras ketan yang telah dicuci bersih dimasukkan ke dalam bambu yang telah terlebih dahulu bagian dalamnya dilapisi daun pucuk pisang. Kemudian dimasukkan santan kelapa yang telah diberi garam secukupnya.
Setelah itu dibuatkan sandaran dari kayu atau besi setinggi lutut dari tanah. Panjangnya tergantung berapa banyak lemang yang mau dibuat/dibakar. Didekatnya dibuat api semacam api unggun. Biasanya dibuat di pekarangan rumah yang agak luas dan rindang.
Bambu yang telah berisi beras ketan dan santan tadi disandarkan di depan api unggun yang menyala. Memanggang lemang ini harus ditunggu karena bambu yang menghadap api harus dibolak-balik agar tidak hangus sebelah. Apinya diatur tidak boleh terlalu besar agar lemang tidak muntah karena santan yang ada di dalamnya menggelegak sehingga bisa menumpahkan isi bambu itu nanti. Setelah 4 – 5 jam, lemang siap diangkat dari panggangan untuk dihidangkan.
Sedangkan membuat tape, ketannya dikukus dahulu kemudian didinginkan . setelah dingin, diberi ragi secukupnya, kemudian dibungkus sedikit-sedikit di daun keladi, kemudian dimasukkan ke dalam wayan yang dilapisi daun pisang atau talas lalu dibungkus rapat dengan kain. Setelah diperam dua hari dua malam akan terjadi fermentasi dan tape siap disantap. Lemang bisa tahan 3 – 4 hari sedangkan tape dua hari.
Sebagai penganan tradisional lemang tape tidak hanya disuguhkan kepada tamu yang datang berlebaran, juga menjadi hantaran antara famili dan tetangga, penganan ini juga merupakan buah tangan saat mengunjungi mertua. Nan lebih sahdunya makan lemang berdua sambil memandang ombak nan bekejar-kejaran di Pantai Kalangan, ditingkahi oleh suara desiran daun nyiur yang ditiup angin nan sejuk!!
Makanan ini sangat disukai masyarakat karena rasanya yang khas dan pembuatannya yang unik. Pembuatan Lemang ini, biasanya dilakukan secara serentak pada hari mamagang (potong kerbau). Dari sinilah tercipta jalinan silaturahmi dan kebersamaan yang kuat. Untuk bambu membakar lemang harus bambu jenis khusus yang memang diperuntukkan membuat lemang. Setelah bambu terisi, bambu pun siap dibakar di atas tungku api selama kurang lebih 2 sampai 3 jam. Sering sekali proses pembakaran (panggang) Lemang justru dilakukan disatu tungku bersama oleh beberapa tetangga/keluarga dekat.