Advertisement
Tari Payung Pada Masyarakat Pesisir Sibolga - Tapteng |
Kebudayaan adalah suatu perilaku atau perbuatan yang biasa dilakukan oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat sehingga hal itu menjadi suatu tradisi yang nantinya akan dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, kebudayaan terbentuk dari banyak unsur termasuk yang berhubungan dengan manusia misalnya suku bangsa, cara berfikir masyarakat, sistem kekerabatan, sifat serta tabiat maupun kelaziman berpikir manusia. Kebudayaan yang tak dapat terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, oleh karena kebudayaan lahir dan tumbuh dari diri masyarakatnya sendir. Kebudayaan dan manusia adalah dua hal yang saling berkaitan.
Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan kebudayaaan dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan di sebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai - nilai budaya yang berlaku Setelah melakukan penelitian secara menyeluruh, mlalui sebuah observasi dan pengamatan dapat di simpulkaan sebagai berikut
#Bentuk Penyajian Tari Payung
Tari Payung adalah salah satu kesenian yang sring di gunakan masyarakat Pesisir Sibolga dalam berbagai acara seperti perkawinan, hiburan, upacara adat hingga sekarang. Tari Payung ini memiliki tatanan gerak yang sederhana, seirama dengan musik pengirinya yaitu lagu Kapulo Pinang. Sedangkan Bentuk Penyajian tari Payung harus berpenampilan atau berpakain sopan. Pada acara pesta perkawinan di lakukan pada malam hari / atau malam basikambang, yang di sajikan secara berpasang dan di iringi musik kapulo pinang, begitu juga untuk hiburan bentuk penyajiannya di lakukukan bisa siang , bisa malam sesuai acara yang dibutuhkan
#Makna Simbol Tari Payung
Makna Simbol Tari Payung masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah adalah menggambarkan sepasang suami istri yang baru saja melangsungkan perkawinan, dan pada suatu ketika suaminya akan meninggalkan istrinya berlayar mengarugi lautan bebas yaitu selat Malaka. Kepergian suaminya adalah untuk mencari nafkah di negeri orang. Hal ini untuk memenuhi tanggung jawab sebagai suami dengan mempergunakan perahu pincalang membawa daganganya dari Pulau Poncan Ketek, ke Pulau Pinang Malaysia. Tetapi sebelum suaminya pergi berlayar meninggalkan istrinya, maka suaminya berpesan melalui lirik – lirik pantun nasehat. Dengan sangat sedih suaminya meninggalkan istrinya tercinta karena baru saja jadi penganten baru, namun karena memikirkan penghidupan sebagai peniaga maka si suami harus meninggalkan isterinya.
Walaupun dengan perasaan dan fikiran yang selalu teringat kepada istrinya, suami menempuh seolah – olah sedih dengan berlinang air mata yang tak putus – putusnya sepanjang lautan. Maksud pantun suaminya bahwa tujuan suaminya pergi berlayar semata – mata adalah untuk mencari nafkah menghidupi keluarga, percayalah Insyah Allah akan pulang membawa berkah. Untuk menyambut kesedihan suaminya maka si istripun membalas pantun suaminya berupa harapan. Sedangkan Jenis alat musik yang dipakai dalam Tari Payung Masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah adalah gandang, biola, acordion, singkadu yang memiliki fungsi masing – masing dan busana dalam pertunjukan tari Payung ini khusus busana pria yaitu: busana yang bernuansa melayu teluk balanga, baju tangan panjang (teluk balanga ), si samping (kain sarung yang dilipat segitiga yang diikat kepinggang) dan celana panjang, sedangkan untuk wanita baju kurung dan songket.
Sumber : http://digilib.unimed.ac.id/makna-simbol-tari-payung-pada-masyarakat-pesisir-sibolga-di-kecamatan-sibolga-kota-tapanuli-tengah-35195.html