Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Iklan

Cerita Sibolga
Minggu, 10 Juli 2016, 05.48.00 WIB
Last Updated 2016-07-11T15:01:38Z
budayasejarah

Makam Abdul Muthalib atau Datuk Itam

Advertisement
Menurut sejarah Pada tahun 1785 masa pemerintahan Abdul Muthalib gelar datuk Bandaharo kayo atau yang lebih di kenal dengan sebutan akrab Datuk Itam di Poncan Ketek telah mununjukkan kemajuan yang pesat dalam perdagangan sampai-sampai masyarakat berdagang ke pulau Malaysia.

Abdul Muthalib dilahirkan tahun 1760 di negeri Nagur India Selatan dan Inggris membawanya ke Bengkulu sebagai pekerja dan sekaligus sebagai pedagang dan kelompok Datuk Itam membuka kampung Nugur di bengkulu yang sekarang dinamakan kampung Nala . Pada waktu mudanya Datuk Itam sebagai seorang pedagang ysng cukup berhasil dan juga sebagaipenyebar agama Islam yang di segani di bengkulu yang dalam perdagangannya dan penyebaran agama Islam sampai ke daerah teluk Tapian Nauli dan sebagai penyalur kepentingan pedagang Inggris di Bengkulu.

Makan Abdul Muthalib atau Datuk Itam
Sumber foto : Febriana Nena
Pada waktu itu Inggris telah membuka kantor perdagangan di Teluk tapian nauli untuk mendapatkan garam, kemenyan dan kapur barus. Melihat perdagangan yang cukup ramai di Tapian Nauli maka Abdul Muthalib selanjutnya berdomosili di Tapian nauli yaitu pulau Poncan ketek. Karena keberhasilannya dibidang perdagangan maupun sebagai penyebar ajaran Islam di poncan ketek maka di beriah ia gelar Datuk Bandaharo Kayo, namun ia lebih di kenal dengan gear Datuk itam karena kulitnya memang hitam kelam sebab berasal dari India.

Makan Abdul Muthalib atau Datuk Itam
Sumber foto : Febriana Nena
Beliau wafat pada tahun 1836 dan dimakamkan di Poncan Ketek, terbukti sampai dengan saat ini makam beliau masih ada di Pulau Poncan Ketek, beliau adalah sebagai sosok terpenting dalam peletak dasar adar Sumando di Teluk Tapian Nauli. Makam beliau sendiri orang lain kebanyakan tidak tau keberadaan makam ini, karena wisatawan lebih sering berkunjung ke Pulau Poncan Gadang ketimbang ke Pulau Poncan Ketek.

Dikarenakan pihak pemerintah pun tidak pernah memperkenalkan situs sejarah yang sangat penting di Kota Sibolga kepada wisatawan bahkan untuk mempromosikan dan melestarikan situs sejarah ini tidak dilakukan pemerintahan Kota Sibolga. Mari menjaga dan melestarikan situs sejarah yang sangat penting ini, salah satu pendiri Adat Sumando atau adat pesisi di Kota Sibolga dan Tapanuli tengah